Mulia Bersama Al-Quran
Oleh Ustadz Rudy Hartanto, S.Pd.i Al Hafidz( Direktur Qur’an Learning Centre Zahrawain Indonesia)
Apa yang menjadikan Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril dimuliakan ? Tidak ada jawaban yang tepat kecuali karena Nabi Muhammad yang mendapatkan wahyu Al Quran dan Malaikat Jibril lah yang menurunkannya. Demikian juga dengan umat Islam, Allah menjadikan mulia daripada umat yang lain, karena umat Islam yang diberikan wahyu Al Quran. Bahkan secarik kertas pun juga akan menjadi mulia yang tidak boleh untuk dibuang disembarang tempat dan diperlakukan dengan seenaknya ketika terdapat tulisan ayat Al Quran di dalamnya.
Menjadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah semua yang bersentuhan dan berkaitan dengan Al Quran akan menjadi mulia. sehingga benar apa yang disampaikan Nabi Muhammad dalam sabdanya : “Sungguh Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al Quran dan Allah akan merendahkan suatu kaum juga dengan Al Quran (ketika jauh darinya)”( HR. Bukhori muslim)
Allah Ta’ala juga telah memberikan jaminan kepada siapapun yang selalu bersama Al Quran tidak akan pernah mendapat kesengsaraan dalam hidupnya. dengan dalil yang telah termaktub dalam surat Thaha ayat ke dua :
مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓى
“tidaklah Kami menurunkan Al Quran kepadamu (wahai Muhammad) untuk hidupmu sengsara” (QS Thaha ; 2)
maka berbahagialah mereka yang hidupnya selalu bersama Al Quran, sebagaimana yang Allah sampaikan dalam satu ayat :
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Katakanlah ; dengan karunia Allah dan dengan rahmat Nya hendaklah kalian menjadi orang orang yang berbahagia,karena ia (Al Quran) lebih baik dari apa yang kalian kumpulkan dari materi dunia”(QS ; Yunus ; 58)
Kebahagiaan yang seperti apa yang akan didapat saat bersama Al Quran?
Diantara kebahagiaan itu tertuang dalam beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
- Menjadi keluarga Allah dan menjadi orang orang yang terpilih di sisi Nya.
Dari Anas bin Malik berkata , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sungguh Allah mempunyai keluarga dari golongan manusia, para sahabat bertanya : siapa mereka wahai rasulullah ?, ia bersabda : Ahlul Quran lah mereka yang akan menjadi keluarga Allah dan menjadi orang orang yang terpilih di sisi Nya”.
- Mendapatkan syafaat di hari kiamat.
“Bacalah Al Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya” (HR. Muslim)
Selain dua hadits di atas, masih banyak lagi keutamaan yang telah disebutkan dalam hadits nabi.
Para ulama salaf yang telah berjasa kepada umat islam dengan karya karyanya ternyata juga mengawali kesuksesannya dari Al Quran. mari kita lihat masa kecil mereka ;
- Imam Syafi’i (150 H-204H) . menjadi mufti pemberi fatwa di usia 15 tahun. Hafal Al-Quran ketika usia 7 tahun.
- Imam Ath-Thabari ( 224 H – 310 H), ahli tafsir . Hafal Al-Quran usia 7 tahun . Usia 8 tahun menjadi imam shalat. Menulis hadits usia 9 tahun.
- Ibnu Qudamah ( 541 H – 620 H). Hafal Al-Quran usia 10 tahun.
- Ibnu Sina, pakar kedoteran ( 370 H- 428 H), Hafal Al-Quran umur 5 tahun.
- Imam Nawawi. Hafal Al-Quran sebelum baligh.
- Imam Ahmad bin Hambal . Hafal Al-Quran sejak kecil.
- Ibnu Khaldun ( 732 H- 808 H). Hafal Al-Quran usia 7 tahun.
- As-Suyuthi (w: 911 H), hapal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun, umur 15 tahun hapal kitab al-Umdah, Minhaj al-Fiqh wa al-Ushul, Alfiyah Ibn Malik.
- Umar bin Abdul Aziz hapal al-Qur’an saat masih kecil
Demikianlah kesuksesan dan kehebatan mereka dimulai dengan menghafalkan Al Quran, karena semua kelimuan ada di dalamnya. saat Al Quran sudah dihafalkan, maka ketika sudah sampai di usia yang Allah berikan kemampuan untuk memahami sesuatu, tinggal mereka kembangkan sesuai dengan kecenderungan ilmu dan minat. hal inilah yang telah disabdakan Nabi dalam haditsnya : “barang siapa yang mempelajari Al Quran di usia dini, maka Allah akan mencampurkan Al Quran dalam daging dan darahnya” (HR. Bukhori)
Kemuliaan dan keberkahan Al Quran akan didapat oleh seseorang yang selalu bersama Al Quran, maka tidak cukup hanya mengimani dalam hati melainkan dengan beberapa interaksi yang harus dilakukan. Diantaranya adalah :
1. Mendengarkan
Firman Allah : “Dan apabila dibacakan Al Quran, dengarkanlah dengan seksama supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS Al A’raf : 204)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku, “Bacakanlah kepadaku al-Qur’an.” Ibnu Mas’ud berkata: Aku katakan, “Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan kepadamu?”. Beliau menjawab, “Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku.” (HR Bukhori)
2. Membaca
Firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi .” (QS Fathir : 29)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Bacalah Al-Qur’an sesungguhnya ia akan menjadi penolong bagi pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
3. Mentadabburi
Firman Allah : “Inilah Kitab (Al Quran) yang telah Kami turunkan kepadamu untuk ditadabburi ayat-ayatnya” (QS Shad : 29)
Firman Allah : “Apakah kalian tidak mentadabburi Al Quran? ataukah hati kalian yang sudah terkunci.” (QS. Muhammad : 24)
4. Menghafalkan
Firman Allah : “Sebenarnya (Al Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang dzalim yang mengingkari ayat-ayat Kami” (QS. Al Ankabut : 49)
5. Mengamalkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya maka akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari. Kedua orangtuanya juga akan dipakaikan dua jubah kemuliaan yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ lalu dijawab, ‘karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” (HR. Al Hakim)
6. Mengajarkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al Quran” (HR. Bukhori Muslim)
7. Mensyi’arkan
Firman Allah : “Dan barang siapa yang mengagungkan syi’ar Allah, maka itu adalah sebagian dari ketaqwaan hati” (QS Al Hajj : 32)
Inilah tujuh interaksi bersama Al Quran yang harus dilakukan. Semoga Allah menjadikan diri kita termasuk kategori orang-orang yang senantiasa bersama Al Quran. Amin.