Skip links

ISRA MI'RAJ

Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa akbar dalam perjalanan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dalam Isra’ Mi’raj, Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha. Perjalanan yang menembus langit ketujuh itu hanya ditempuh satu malam atas perintah Allah SWT. Di sanalah Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT berupa shalat lima waktu. Sebenarnya Isra’ dan Mi’raj merupakan dua peristiwa berbeda. Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan maka disebutlah Isra’ Mi’raj.

Bagaimana Perjalanan Rasulullah dari langit pertama hingga mencapai langit ke tujuh ke sidratul muntaha??? Dalam sebuah hadits dikisahkan, perjalanan Rasulullah disetiap tingkatan bertemu dengan para nabi seperti Nabi Adam A.S, Nabi Isa A.S dan Nabi Yahya A.S, Nabi Yusuf A.S, Nabi Idris A.S, Nabi Harun, Nabi Musa A.S dan di Perjalanan terakhir, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para Nabi, Ibrahim A.S.

Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya.

Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam. Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon besar yang berada di langit ketujuh. Ia adalah pemisah. Disebut muntaha (akhir) karena ia merupakan batas akhir dari sebuah perjalanan. Tidak ada satu makhluk pun yang pernah melewati kecuali Rasulullah SAW.

Perjalanan Rasulullah saat itu tidak lah mudah, meskipun beliau dimuliakan oleh Allah SWT tetap saja Nabi Muhammad SAW dihadapkan dengan berbagai godaan. Namun Rasulullah mampu melewatinya dengan baik.

Perintah yang diterima Rasulullah saat itu yaitu berupa perintah sholat 50 waktu dalam satu hari. Namun ketika menerimanya, Nabi Muhammad SAW diperingatkan oleh nabi Musa A.S untuk memperhatikan kemampuan umatnya. Menyadari hal itu membuat Nabi Muhammad SAW meminta keringanan pada Allah SWT sehingga perintah sholat diringankan menjadi lima waktu dalam sehari.

Isra’ dan Mi’raj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa terbatas ruang dan waktu. Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai gambaran insan kamil (manusia sempurna) yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada RabbNya.